Terima kasih
Terima kasih
Telah kau hadirkan senyum lembut ini
Senyum yang lebih indah dari perih
Terima kasih
Kau ciptakan guratan emosi bahagia dalam hati
Menimbulkan ribuan hal tersirat dalam benih
Terima kasih
Kau tlah sejukkan nurani
Menghempaskan badai erosi yang memekik hati
Terima kasih
Terima kasih
Terima kasih
22
April
Diposting oleh
Puguh Dwi W
komentar (0)
11
April
Diposting oleh
Puguh Dwi W
komentar (0)
Hai
dek.....
Mungkin sangat terlambat untuk
mengatakan ini. Ya aku rasa begitu. Dan mungkin juga terkesan pengecut. Ya
memang pengecut. Aku hanya berani bercuap melalui kata-kata. Tanpa tindakan
nyata.
Sejak kali pertama aku bertemu
denganmu, aku merasa beda. Aku melihat sorot matamu begitu indah dan selalu
membuatku terpesona. Mungkin aku jatuh cinta padamu. Ya sepertinya begitu.
Sebagian lelaki mungkin tak percaya hal itu. Namun aku tidak. Aku mengalaminya.
Dan itu terjadi ketika aku melihatmu.
Sejak kau memasuki gerbang sekolah yang
sama denganku aku tertarik padamu. Berbagai macam hal aku lakukan untuk sekadar
dekat denganmu. Mulai dari cara yang wajar hingga cara yang cukup aneh bagi
orang lain. Aku masih ingat dengan jelas kejadian hari itu. Hari di mana aku
menawarkan mu untuk pulang bersama. Tentu saja itu adalah cara yang paling
bodoh dan konyol. Bagaimana tidak? Aku sebelumnya tak pernah berbicara
denganmu. Tak pernah bersms denganmu. Dan sama sekali tak pernah berkomunikasi
denganmu. Namun aku dengan pedenya
mengajakmu untuk pulang bersama. Dan aku masih ingat bagaimana ekspresimu
ketika aku tawarkan hal itu. Hahahaha lucu sekali.
Lantas aku tak menyerah dek. Lewat
bantuan dari juniorku di kelas teater, aku mulai mendekatimu. Darinya aku
mengetahui akun facebookmu. Dan juga
aku mengetahui akun twittermu.
Perlahan tapi pasti aku mencoba untuk menarik perhatianmu. Di facebook aku memberimu bintang untuk
mengetahui setiap status yang kamu bagikan. Aku klik "like" hampir
setiap status yang kamu pasang. Dari "twitter" aku
mem"follow" akunmu. Aku "retweet" setiap "tweet"
yang kamu lontarkan. Dan ketika aku mengetahui bahwa aku telah kamu "follback",
aku senang pada saat itu.
Setiap malam ketika kamu
"online" di akun "facebook" mu aku penasaran. Penasaran ingin
ber"chatting" ria denganmu. Akhirnya aku beranikan diri untuk memulai
percakapan denganmu. Senang aku ketika kita bercakap-cakap walau hanya dari
dunia maya. Dalam dunia nyata aku terlalu takut. Namun ketika bertemu aku
mencoba untuk melemparkan senyum padamu kala itu.
Hari ini kamu melemparkan senyum yang
aku suka. Senyum yang selama dua tahun ini hilang dari pengamatanku. Bagaimana
tidak hilang? Kita tidak satu naungan pendidikan lagi. Aku rindu berpapasan
denganmu. Aku rindu bertingkah konyol dihadapanmu ketika kamu lewat. Dan yang
terpenting, aku rindu padamu dek. Aku merasa bahwa aku suka padamu sejak kali
pertama bertemu denganmu dek.....
22
Januari
Diposting oleh
Puguh Dwi W
komentar (0)
Dalam kegelapan ia sendiri
Meringkuk dalam balutan debu
Membentuk rajutan berpola riak
Tak ubahnya seorang pun mendekat
Menawarkan berbagai tikaman yang membekas
Ia menangis
Ia merintih
Tak satu pun mengiba
Tak seorang pun menyimak
Dalam diam ia menengadah
menjulurkan rapalan-rapalan ilmu yang ada
Menghunus laksana lidah sang singa
Menyisakan lautan merah tak berujung