Dalam kegelapan ia sendiri
Meringkuk dalam balutan debu
Membentuk rajutan berpola riak
Tak ubahnya seorang pun mendekat
Menawarkan berbagai tikaman yang membekas
Ia menangis
Ia merintih
Tak satu pun mengiba
Tak seorang pun menyimak
Dalam diam ia menengadah
menjulurkan rapalan-rapalan ilmu yang ada
Menghunus laksana lidah sang singa
Menyisakan lautan merah tak berujung
22
Januari
Diposting oleh
Puguh Dwi W
0 komentar:
Posting Komentar